Kultum Idul adha




Ritual kurban

Kultum iedul adha"

''Sesungguhnya, Kami telah
memberikan kepadamu
nikmat yang banyak. Maka,
dirikanlah shalat karena
Tuhanmu dan berkorbanlah.
Sesungguhnya, orang-orang
yang membenci kamu Dialah
yang terputus (dari rahmat
Allah).'' (QS AlKautsar [108]:
1-3).

Setiap tahun, Idul Adha
dirayakan. Sebagian kaum Muslim merayakannya dalam rangkaian ibadah haji di Tanah Suci Makkah. Sebagian yang
lain merayakannya di negeri ini dengan rangkaian ritual shalat sunah dua rakaat di tanah lapang atau masjid. Mereka berduyun-duyun
menunaikan ibadah haji
hingga kuota yang diberikan
Pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia habis,
bahkan kurang. Yang berada di Tanah Air juga berduyun-duyun memadati tanah lapang dan masjid untuk melakukan shalat dan mendengarkan khotbah dengan khusyuk. Setelah shalat, mereka menyembelih binatang ternak, seperti kambing, sapi, atau kerbau.
Prosesi ritual itu dilakukan dalam rangka mengenang kembali nilai pengorbanan Khalil Allah, Ibrahim AS,
dalam memperjuangkan
kalimat tauhid dan
menegakkan agama yang
benar.

Gema takbir, tasbih, tahmid, dan tahlil dikumandangkan di mana-mana.
''Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
La ilaha illallah, Allahu Akbar.
Allahu Akbar wa lillahilhamd.''

Ritual Idul Adha tidak dilakukan semata-mata
sebagai sebuah rutinitas yang kosong tanpa nilai. Praktik ibadah haji, shalat Idul Adha, dan menyembelih binatang
ternak tidak hanya
dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun. Hal itu karena dalam Islam, ritual dimaksudkan sebagai riya'dhah (latihan) yang akan
menghasilkan pengaruh bagi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

Idul Adha tidak hanya dirayakan dan
diperingati, tapi diharapkan agar kita dapat memetik makna yang lebih dalam guna
memperkokoh aktivitas
keberagamaan kita.
Setidaknya, ada dua dimensi yang dapat dimaknai dalam ritual Idul Adha, yaitu dimensi
spiritual dan dimensi sosial.

Pada dimensi spiritual, Idul Adha berfungsi memperkokoh tauhid, mempertebal iman, dan meningkatkan takwa
kepada Allah SWT.

Pada dimensi sosial, Idul Adha berfungsi meningkatkan solidaritas, mentradisikan diri untuk berbagi, dan memupuk rasa tolong-menolong.
Sayangnya, dalam kenyataan sosial, kita sering menjumpai umat Islam rajin menjalankan
ibadah, tapi kejahatan dan kemaksiatan juga dilakukan. Sering terjadi paradoks yang begitu dalam antara ajaran
ideal-normatif Islam dengan kenyataan kehidupan sosiohistoris kaum Muslim.

Indonesia diakui sebagai
negara dengan jumlah
penduduk Muslim terbesar di dunia dengan ketaatan melakukan ritual yang tinggi.
Ironisnya, Indonesia juga
diakui sebagai salah satu
negara paling korup di dunia. Tauhid dan pengorbanan
Kalimat takbir, tasbih, tahmid,
dan tahlil yang
dikumandangkan berulang-ulang akan mempertebal iman
kepada Allah SWT.

Mengagungkan Allah dengan takbir akan meneguhkan diri
bahwa tiada sesuatu yang dapat mengungguli Allah.
Tidak ada yang patut disembah, melainkan Allah.
Semua adalah makhluk-Nya
yang tidak layak untuk dipuja. Semua problem akan mampu
dihadapi karena kebesaran
Allah. Dalam tasbih, tahmid, dan tahlil, keimanan dan
ketundukan kepada Allah ditingkatkan, dibuktikan, dan diwujudkan. Dialah Allah,
Pencipta sekalian alam, Tuhan Yang Maha Esa.

''Iyyakana'budu wa iyyaka nasta'in
(hanya kepada-Mu kami
menyembah dan hanya
kepada-Mu kami meminta
tolong)''
(QS Alfatihah [1]: 5).

Al-Islam (ketundukan dan kepasrahan) diikuti dengan al-iman (keimanan dalam hati),
kemudian di atas fondasi iman itu dibangun alshalihat (kesalihan pribadi dan sosial),
dilaksanakan dengan al-
ikhlash (ketulusan yang
murni) dalam sebuah
kesetiaan yang berujung pada al-mahabbah (rasa cinta) yang mendalam kepada Allah.

Cinta kita kepada Allah
membangkitkan kesadaran loyalitas kepada-Nya. Semakin
besar rasa cinta kepada Allah, semakin besar loyalitas dan kesetiaan kepada-Nya.
Salah satu wujud loyalitas itu adalah kesediaan untuk
berkurban. Umat Islam
dituntut mewujudkannya
dalam berbagai bentuk
pengurbanan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Semakin tinggi pengurbanan
kepada Allah, semakin tinggi
nilai loyalitas kepada-Nya.
Sebaliknya, semakin rendah
pengurbanan kepada-Nya,
semakin rendah pula nilai
loyalitas kepada-Nya.
Pengurbanan merupakan
salah satu tolok ukur kualitas
iman dan takwa kepada Allah.
Pengurbanan yang rendah,
tidak berkualitas, dan
dilakukan dengan setengah-setengah dan asal-asalan
menunjukkan rendahnya
kualitas iman. Tapi,
pengurbanan yang tinggi,
berkualitas, dan di-lakukan
dengan sungguhsungguh
menunjukkan tingginya
kualitas keimanan seseorang.
Berkurban sebuah keharusan
Tidak ada cita-cita tanpa
pengurbanan. Semakin besar
pengurbanan, semakin besar
kemungkinan cita-cita itu
dapat diraih.
Begitu pula kiranya makna
simbolik perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk mengurbankan putra
tercintanya, Ismail. Pengurbanan yang tinggi
kepada Allah mengalahkan
segala bentuk egoisme. Nabi
Ibrahim berhasil meraih
cita-cita yang meneguhkan
kalimat tauhid, meneguhkan
al-din al-hanif (agama yang
lurus), dan mensejahterakan
manusia lahir dan batin.
Hakikat kurban bukan pada
benda yang diberikan, tapi
pada keikhlasan dan kepasrahan. Allah tidak
menerima materi kurban yang
kita persembahkan.
Nilai kurban bukan pada besar
kecil barang yang
dikurbankan, bukan pada
materi kurban, tapi pada
tingkat takwa yang dimiliki
oleh orang yang berkurban.
Dalam simbolik kurban, Allah
mengajari bagaimana
seharusnya proses kurban itu
dilakukan. Pertama, memilih
binatang sembelihan yang
terbaik, misalnya unta yang
sehat dan gemuk, sapi, atau
kambing. Kedua, memulai
menyembelih dengan banyak
menyebut nama Allah agar
keikhlasan tertanam ke dalam
jiwa. Kemudian, mengasah
pisau untuk menyembelih agar
tidak menyakiti binatang yang
disembelih.
Bila kurban itu dalam
syariatnya dilambangkan
dalam bentuk menyembelih
binatang ternak, seperti
kambing, sapi, kerbau, atau
unta; kurban itu seharusnya
dikembangkan dalam
pengertian yang lebih luas.
Kurban tidak hanya dengan
menyembelih binatang ternak
dan tidak hanya dilakukan
pada waktu Idul Adha.
Umat Islam dituntut untuk
melatih diri agar
mengorbankan apa saja yang
dimiliki dalam rangka cinta
& kesetiaan kepada Allah
guna membangun kepentingan
agama, meningkatkan
solidaritas umat, memperbaiki
kehidupan sosial
kemasyarakatan, &
menciptakan kesejahteraan
seluruh manusia.

Daftar Pustaka
www.psq2009.blogspot.com/


Responses

0 Respones to "Kultum Idul adha"

Post a Comment

jadi silahkan berkomentar

ALEXA RANK


Blog Sahabat

Forum tukaran link PERNAK-PERNIK

MEMORY BOX

Return to top of page Copyright © 2010-2012 PERNAK-PERNIK Blog's Home | Site map | Privacy policy | Contact me | About me Premium SEO Proposional Template by; Hack Tutors Editing by; Imron Rosadi